Kau yang bernama kasih
kau yang bernama sayang
kau yang bernama cinta sering terucap setiap masa
walau pun ada tika hati fikiran meresahkannya
namun hati tak pernah berubah menyintainya
semakin kuat dalam genggam rasa
agar cinta kita seiring dalam bahagia
namun saat kecapi kemanisannya
ada pulak menduga
kegoncangan seakan hampir meruntuhkan yang terbina
namun hati bagaikan bersuara
agar tak mudah terdaya
dalam meragui kasih sayangnya
binalah kasih sayang dengan mesra
dalam ikatan terbina
agar kekukuhan yang terjalin
mendapat redhonya
belailah kasihmu dalam dakapan cinta
agar kerinduan yang semakin berpaut
menuai buih buih nafas cinta
berselimutkan cahaya-Nya
ku usung kembali kenangan
saat senyuman terukir dalam lipatan
ketenangan dibawah pohon rindang mengamit aku dalam lambaian
jejak masih segar disaat kutinggalkan
wajah-wajah kutatap mengukir senyuman serupa
walaupun jarak lautan mengukurkannya
tapi hari-hari suara bergema kedengaran kasih sayang
eratkan kasih yang telah kusimpulkan dalam ketulusan
kasih dicurahkan sentiasa segar walupun ada tika kekeringan
dakapan kerinduan tersedar aku dalam kenangan
tika rindu bersarang diperantauan
Ketika semua beranjak pergi
saat itu aku merasa tak berdaya dan begitu lemah
sebening mata air pecah menjadi serpihan tak berbekas dimata ini seperti ingin membisik kegalauan hati
sebentuk resah yang membuatku kian tenggelam
berikanlah petunjuk-Mu agar ku dapat yakinkan diri
tengadahkan kepalaku pada langit malam
sejenak syahdu hanyutkan diri dalam sedar
desir gemercik air mengalun tasbih keindahan
sekilas mata meneteskan air mata sayu
sejuk dihati betapa sucinya ciptaan
tiba-tiba mendung berlalu meninggalkan langit
keindahan taman bunga kembali mewarnai
harum sukma malam menerangi keindahan
seterang malam yang di hiasi sejuta bintang dan rembulan
di bawah limpahan nikmat Sang Pencipta
Sejenak aku lupakan kegundahan kehidupan
kunikmati setiap jengkal saat dan masa sebelum terpejam lena
ku garis pena dalam puisi ku
ku coret kata dalam seribu makna
kurangkai cerita diujung senja agar mata terlirik terpesona
lakaran tercoret diujung pena
ukiran ratapan mengulit rasa
bait ku ukir atas selembar kertas
walaupun usang mampu jua
ku coretkan berbagai corak
hitam putih warna warna dunia
ayunan langkah ada tersalah bicara
jemari ku genggam maaf dipinta
ku buaikan puisi dalam irama
agar sentiasa berlagu diminda
walaupun tak indah dimata
keasyikkan dan indahan
ada seribu makna
